Cak Nun Buka Suara Soal Viral 'Hina Kalau ke Istana'
Jakarta - Potongan pernyataan budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) soal 'hina jika ke Istana' menjadi viral. Apa respons Cak Nun soal viral videonya tersebut?
"Wong saya nggak punya fungsi apa-apa, nggak punya pengaruh apa-apa, cuma itu. Ngapain juga ribut tentang saya, seolah-olah saya ini penting?" ujar Cak Nun saat dihubungi, Minggu (12/5/2019).
Cak Nun enggan menyinggung soal substansi pernyataan 'hina kalau saya ke Istana'. Pernyataan tersebut muncul saat ia berbicara soal kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang sudah berjalan selama 2 tahun lebih.
"Sama sekali saya tidak penting, berpengaruh, dan tidak berperan," imbuh Cak Nun.
Pernyataan Cak Nun yang menjadi viral ini berasal dari acara Mata Najwa dan juga dibagikan dalam akun YouTube Najwa Shihab dalam video yang berjudul 'Cak Nun antara KPK dan Teror | Catatan Najwa'. Cak Nun awalnya berbicara soal kasus yang menimpa Novel. Kemudian, ia berbicara bahwa selalu konsisten melakukan sesuatu, termasuk enggan dipanggil ke Istana.
"Saya melakukan segala sesuatu tidak pernah sehari. Kalau saya melakukan A, saya lakukan sampai sekarang umur 60. Sampai sekarang kalau saya bilang 'hei, saya tidak bisa dipanggil presiden, saya yang berhak memanggil presiden, karena aku rakyat'. Itu saya lakukan, dan saya tidak pernah mau dipanggil ke Istana, dan saya tidak bangsa sama sekali. Hina kalau saya ke Istana," ujar Cak Nun dalam acara Mata Najwa.
Cak Nun menegaskan tidak bermaksud sombong menyatakan demikian. Cak Nun juga tidak menyebut siapa presiden yang dimaksud.
"Kalau sudah melamar, namanya tamu harus kita hormati. Tapi saya bilang 'Tuhan, kalau memang nggak baik nggak usah datang, gimana caranya. Sampeyan kan tahu segala macam, punya cara banyak sekali lah. Kalau memang nggak baik nggak usah ditemui'. Akhirnya nggak ketemu semua," kata Cak Nun.
Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin selaku salah satu perwakilan Istana sebelumnya menegaskan tidak ada paksaan bagi tamu undangan, semisal Cak Nun, menolak jika diundang Presiden Jokowi. Yang jelas, kata Ngabalin, Jokowi siap bersilaturahmi dengan siapa saja.
"Tidak ada memaksa, namanya juga diundang. Kan ada yang mendadak tak bisa datang. Jadi normal saja, betapa banyak orang yang tidak bisa dan tidak mau, namanya juga silaturahmi," ucap Ngabalin saat dihubungi, Jumat (10/5).
"Wong saya nggak punya fungsi apa-apa, nggak punya pengaruh apa-apa, cuma itu. Ngapain juga ribut tentang saya, seolah-olah saya ini penting?" ujar Cak Nun saat dihubungi, Minggu (12/5/2019).
Cak Nun enggan menyinggung soal substansi pernyataan 'hina kalau saya ke Istana'. Pernyataan tersebut muncul saat ia berbicara soal kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang sudah berjalan selama 2 tahun lebih.
"Sama sekali saya tidak penting, berpengaruh, dan tidak berperan," imbuh Cak Nun.
Pernyataan Cak Nun yang menjadi viral ini berasal dari acara Mata Najwa dan juga dibagikan dalam akun YouTube Najwa Shihab dalam video yang berjudul 'Cak Nun antara KPK dan Teror | Catatan Najwa'. Cak Nun awalnya berbicara soal kasus yang menimpa Novel. Kemudian, ia berbicara bahwa selalu konsisten melakukan sesuatu, termasuk enggan dipanggil ke Istana.
"Saya melakukan segala sesuatu tidak pernah sehari. Kalau saya melakukan A, saya lakukan sampai sekarang umur 60. Sampai sekarang kalau saya bilang 'hei, saya tidak bisa dipanggil presiden, saya yang berhak memanggil presiden, karena aku rakyat'. Itu saya lakukan, dan saya tidak pernah mau dipanggil ke Istana, dan saya tidak bangsa sama sekali. Hina kalau saya ke Istana," ujar Cak Nun dalam acara Mata Najwa.
Cak Nun menegaskan tidak bermaksud sombong menyatakan demikian. Cak Nun juga tidak menyebut siapa presiden yang dimaksud.
"Kalau sudah melamar, namanya tamu harus kita hormati. Tapi saya bilang 'Tuhan, kalau memang nggak baik nggak usah datang, gimana caranya. Sampeyan kan tahu segala macam, punya cara banyak sekali lah. Kalau memang nggak baik nggak usah ditemui'. Akhirnya nggak ketemu semua," kata Cak Nun.
Tenaga Ahli Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin selaku salah satu perwakilan Istana sebelumnya menegaskan tidak ada paksaan bagi tamu undangan, semisal Cak Nun, menolak jika diundang Presiden Jokowi. Yang jelas, kata Ngabalin, Jokowi siap bersilaturahmi dengan siapa saja.
"Tidak ada memaksa, namanya juga diundang. Kan ada yang mendadak tak bisa datang. Jadi normal saja, betapa banyak orang yang tidak bisa dan tidak mau, namanya juga silaturahmi," ucap Ngabalin saat dihubungi, Jumat (10/5).