Jembatan di Tengah Hutan Mojokerto Jadi Lokasi Pembuangan Mayat Bocah SD
Mojokerto - Ardyo William Oktaviano alias Dio (13) ditemukan tewas di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Bocah kelas IV Sekolah Dasar (SD) ini menjadi korban pembunuhan.
"Saat ini belum keluar (hasil autopsi). Namun dari hasil olah TKP ya, dugaan kuat bahwa itu merupakan mayat korban dari pembunuhan," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto kepada wartawan di kantor DPRD Kota Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Jumat (31/1/2020).
Dugaan tersebut rupanya bukan tanpa alasan. Kapolres mengaku menemukan sejumlah fakta yang menjadi indikasi Dio tewas dibunuh. Salah satunya ditemukan sejumlah luka pada tubuh bocah asal Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Mojokerto, itu.
"Indikasi yang ditemukan ada luka-luka, luka di kepala utamanya. Kemudian di muka luka seperti lecet-lecet. Untuk lengkapnya nanti nunggu hasil autopsi, nanti saya sampaikan ke rekan-rekan," terangnya.
Untuk saat ini, dia masih enggan merinci luka di kepala belakang Dio. Dia hanya menyebut luka tersebut cukup dalam. Mantan Kapolres Poso ini juga belum bisa menyampaikan penyebab luka tersebut.
"Nanti nunggu hasil autopsi. Karena diautopsi bisa diukur dan lebih lengkap daripada saya salah menjawab," jelasnya.
Autopsi terhadap jenazah Dio digelar di RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya. Polisi masih mengumpulkan keterangan dari para saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
"Sudah ada beberapa saksi, utamanya kami periksa pihak keluarga," tandasnya.
Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.
Tubuh korban ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan perbatasan Desa/Kecamatan Kemlagi dengan Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong. Lokasi jembatan ini di jalan tengah hutan yang menuju ke arah Lamongan. Namun masuk wilayah Desa Kemlagi.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi kaku. Dia masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Terdapat bercak darah di pelipis kiri korban.
"Saat ini belum keluar (hasil autopsi). Namun dari hasil olah TKP ya, dugaan kuat bahwa itu merupakan mayat korban dari pembunuhan," kata Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto kepada wartawan di kantor DPRD Kota Mojokerto, Jalan Gajah Mada, Jumat (31/1/2020).
Dugaan tersebut rupanya bukan tanpa alasan. Kapolres mengaku menemukan sejumlah fakta yang menjadi indikasi Dio tewas dibunuh. Salah satunya ditemukan sejumlah luka pada tubuh bocah asal Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Mojokerto, itu.
"Indikasi yang ditemukan ada luka-luka, luka di kepala utamanya. Kemudian di muka luka seperti lecet-lecet. Untuk lengkapnya nanti nunggu hasil autopsi, nanti saya sampaikan ke rekan-rekan," terangnya.
Untuk saat ini, dia masih enggan merinci luka di kepala belakang Dio. Dia hanya menyebut luka tersebut cukup dalam. Mantan Kapolres Poso ini juga belum bisa menyampaikan penyebab luka tersebut.
"Nanti nunggu hasil autopsi. Karena diautopsi bisa diukur dan lebih lengkap daripada saya salah menjawab," jelasnya.
Autopsi terhadap jenazah Dio digelar di RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya. Polisi masih mengumpulkan keterangan dari para saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
"Sudah ada beberapa saksi, utamanya kami periksa pihak keluarga," tandasnya.
Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.
Tubuh korban ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan perbatasan Desa/Kecamatan Kemlagi dengan Desa Cendoro, Kecamatan Dawarblandong. Lokasi jembatan ini di jalan tengah hutan yang menuju ke arah Lamongan. Namun masuk wilayah Desa Kemlagi.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi kaku. Dia masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Terdapat bercak darah di pelipis kiri korban.