Kisah Pilu Syarifah, Keperawanannya Terenggut Kelamin Palsu

BANGKAPOS.COM--Kakek mengaku bujangan untuk memperdaya calon istri sudah sering terjadi.

Tapi wanita mengaku pria untuk menikahi gadis pujaan hari, ini langka.

Dan, ini terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Dua tahun Rahyamani (26) mengaku pria bernama Rahmat Yani kepada Syarifah Nurul Husna (20).

Pengakuan Rahmayani sebagai karyawan perusahaan swasta di Kalimantan Timur (Kaltim) pun dipercaya Syarifah dan kedua orangtuanya, Amri dan Syamsudar.

Kepercayaan itulah mengantar Rahmayani dikira Rahmat Yani ke jenjang pernikahan dengan Syarifah, Minggu (17/9/2017).

Adminsitrasi pernikahan belum lengkap, Rahmat ngebetmenikah, maka ijab kabul pun dilangsungkan sederhana di hadapan imam masjid kampung di Dusun Erelebu, Desa Ekatiro, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba.

Syamsudar dan Amri manut mengikuti keinginan Rahmat untuk menikah siri saja dulu.

Rahmat berjanji akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran setelah proses administrasinya lengkap.

Keinginan dipendam 2 tahun pun tunai.

Rahmat resmi menjadi suami Syarifah, gadis lugu dari Bontobahari.

Bahkan, Rahmat pun sukses menunaikan malam pertama, malam itu juga.
Tapi, kesuksesan Rahmat adalah awal petaka itu.

Rahmat kini menghilang, menghindari penangkapan polisi.
Syarifah jadi janda muda.

Korban Facebook

Hubungan terlarang itu berawal dari dari petemanan media sosial (Facebook) akhir 2015.

Syarifah kala itu masih sedang duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bontotiro, Bulukumba.

Syarifah beranjak dewasa.

Dia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA Bontotiro.

Rahmat tak bisa lagi menutupi keterpesonaannya pada gadis Erelebu itu.

"Jadi suatu waktu Rahmat chat dengan saya lalu meminta nomor telepon,” kata Syarifah di Kantor Polsek Bontobahari, Kamis (28/9/2017).

Syarifah dan Rahmat belum pernah bersua fisik.

Dia pun belum pernah dengar suara Syarifah.

Itulah sebabnya, dia “menyet” pada Syamsudar.

"Saat Rahmat menelepon menyampaikan maksudnya, ibu saya yang terima telepon itu," kata Syarifah kepada Tribun-Timur.comusai menjalani pemeriksaan di Mapolsek Bontobahari, kemarin sore.

Rahmat tak tahu kalau yang bicara itu ibu Syarifah.
Dia langsung nembak.

Dia Ungkapan rasa cintanya pada Syarifah.

Syamsudar berbunga-bunga menyambut cinta Rahmat pada anaknya itu.

"Dia katakan suka sama anak saya dan ke depan berniat mau dinikahinya. Sebagai ibu tentu senang mendengar kabar itu dan menyambutnya dengan baik," kata Syamsudar.

Dan oleh Syarifah juga menyambut niat baik Rahmat Yani, meski dia belum pernah bertemu langsung.


Selama dua tahun menjalin kasih di media sosial pada Mei lalu, Rahmat Yani mengajak Syamsudar bersama kekasihnya bertemu di salah satu tempat di Makassar.

Dan sedikit membuka identitasnya bahwa Rahmat saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan Timur tetapi juga berasal dari Herlang, Bulukumba.

Selama dua tahun ini menjalin asmara dengan Syarifah, dia kerap mengirim bingkisan oleh-oleh ke orang tua Syarifah di kampung.

Lalu 7 September lalu mendesak Rahmat ingin menikahi Syarifah.

Dia pun menjumpai orangtua Syarifah bernama Amri-Syamsudar dan mengungkapkan rencana akan menikahi putri sulungnya itu.

Melamar Sendiri

Rahmat mengurus sendiri pernikahannya dengan Syarifah.
Dia datang sendiri ke rumah orangua Syarifah, melamar.

Kepada Syamsudar dan Amri, Rahmat mengaku harus segera menikahi Syarifah karena akan dinikahkan dengan gadis lain oleh orangtuanya.

"Prosesi lamarannya dia sendiri yang sampaikan ke saya. Alasannya tanpa dokumen karena dia mengaku orangtuanya mendesak akan nikahkan ke orang lain, makanya kami terima dan soal dokumen dia janjikan usai nikah baru diurusnya," jelas Syamsudar.

Kedua orangtua Syarifah manut.

Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun dia terima.

Rahmat menyetujui uang panaik Rp Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil.

Kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Syarifah, bukan murni dari Rahmat.

Jadi ceritanya, Syarifah menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan.

Saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang.

Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.

Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi proses terus berlanjut.

Dan pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu.

Pakaian dan aksesoris penganting ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta.

Malam Pertama

Syarifah resmi jadi istri Rahmat.

Malam pertama pun tiba.

Meski baru bertemu fisik, Syarifah merasa sudah dekat dengan Rahmat.
Sudah 2 tahun dia menunggu dan akrab dengan mantan kekasihnya itu.

Maka, malam pertama pun tunai.

Syarifah serahkan segalanya. 

Tapi, Syarifah pun mulai curiga pada segalanya.

"Saat itu antara percaya dan tidak karena punyanya mirip milik laki dan tetap jalaninya (berhubungan intim). Dan besok pagi baru kami kaget karena kelihatan itu alat yang dipakainya," kata Syarifah.

Rasa penasaran Syarifah terbawa dalam tidur singkat malam pertama.
Pagi, rumah mempelai wanita pun heboh.

Rahmat bangun pagi tanpa rasa curiga.

Semuanya berantakan saat Syamsudar tak sengaja masuk kamar pengantin, pagi itu.

Syamsudar iseng menyambangi anaknya saat Rahmat ke kamar mandi.

Pandangan Syamsudar tak sengaja mengarah ke pakaian dalam Rahmat.

“Apa itu? Kenapa ada begitu?” tanya Syamsudar melihat “kelamin” Rahmat nempel di celana dalamnya.

Syarifah lalu menceritakan kecurigaannya semalam saat dia serahkan segalanya pada Rahmat.

Belum tuntas cerita Syarifah, Kepala Dusun Erelebu tiba.

Kepala dusun datang untuk menanyakan sebidang tanah yang jadi mahar Syarifah.

Tapi, bukan penjelasan tanah yang dia terima. Syarifah dan Syamsudar justeru curhat soal “keanehan” Rahmat.

Mereka bertiga kemudian menginterogasi Rahmat.

Setelah memastikan Rahmat adalah Rahmayani, kepala dusun dan kerabat Syamsudar membawanya ke Kantor Polsek Bontotiro.

Alasan keamanan, Rahmat diserahkan ke Polsek Bontobahari.

Tapi, Rahmat berhasil lolos dan meninggalkan Bontobahari setelah dari kantor polisi.

"Sekarang ini kami sudah tangani, Syarifah mengaku ditipu oleh Rahmat Yani, kedua dia memalsukan identitas KTP di Makassar, ketiga menipu orang-orang di sini," kata Kapolsek Bontobahari, Umar Siatta, kemarin.(*)



Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kisah Pilu Syarifah, Keperawanannya Terenggut Kelamin Palsu, Motor dan Uang Melayang, https://bangka.tribunnews.com/2017/09/29/kisah-pilu-syarifah-keperawanannya-terenggut-kelamin-palsu-motor-dan-uang-melayang?page=all.

Editor: Iwan Satriawan