Sakit Hati Ditolak Rujuk, Berhubungan Badan Lalu Tusuk Mantan Istri
Surabaya - Abdus Salam (44) tega membunuh Mardiana (45) mantan istri sirinya dikarenakan sakit hati tawaran rujuknya ditolak. Namun dari keterangannya, sebelumnya antara korban dan pelaku sempat melakukan hubungan badan terlebih dulu.
"Pelaku dan korban sebelumnya melakukan hubungan suami istri. Selanjutnya sekitar pukul 12.00 WIB korban menagih janji kepada pelaku yang sebelumnya menjanjikan akan melakukan rujuk kembali," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran, Jumat (31/1/2020).
Namun rencana rujuk yang dijanjikan tersangka batal. Pasalnya saat itu tersangka sedang tidak mempunyai uang untuk menikahinya. Karena batal, korban kemudian marah dan melempar surat keterangan nikah sebelumnya dengan kata kasar.
"Pelaku belum mempunyai uang untuk biaya rujuk kepada korban, selanjutnya korban marah kepada pelaku. Mengetahui hal tersebut, sekitar pukul 12.15 WIB pelaku pamit pulang untuk menghindari perselisihan," tambahnya.
"Namun pelaku dipanggil kembali oleh korban dan selanjutnya korban menyerahkan surat keterangan nikah kepada pelaku dengan mengatakan kalimat untuk membawa kembali surat keterangan nikah," tambahnya.
Tak terima diperlakukan seperti itu, tersangka dan korban kemudian terlibat cekcok kembali. Tak hanya itu, tersangka juga sempat mendorong tubuh korban dan dibalas oleh korban.
Akibatnya, tersangka semakin emosi membalas korban. Dan dengan spontan tersangka kemudian mengambil pisau yang ada di dapur dan ditusukan ke bagian perut korban sebanyak 3 kali.
"Setelah korban didorong oleh pelaku, akhirnya korban membalas dengan mendorong pelaku yang akhirnya membuat pelaku semakin emosi dan kemudian pelaku mengambil pisau yang ada di dalam tampah dan langsung mengarahkan pisau tersebut ke arah tubuh korban," tutur Sudamiran.
Seorang perempuan atas nama Mardiana ditemukan bersimbah darah di tangga rumahnya Jalan Petemon Barat No 3, Kamis (28/1) karena dibunuh. Pembunuhnya adalah mantan suami sirinya sendiri.
Paman korban, Heri mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelum peristiwa pembunuhan, antara korban dan pelaku sempat terjadi keributan dan teriakan minta tolong dari korban.
"Pelaku dan korban sebelumnya melakukan hubungan suami istri. Selanjutnya sekitar pukul 12.00 WIB korban menagih janji kepada pelaku yang sebelumnya menjanjikan akan melakukan rujuk kembali," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran, Jumat (31/1/2020).
Namun rencana rujuk yang dijanjikan tersangka batal. Pasalnya saat itu tersangka sedang tidak mempunyai uang untuk menikahinya. Karena batal, korban kemudian marah dan melempar surat keterangan nikah sebelumnya dengan kata kasar.
"Pelaku belum mempunyai uang untuk biaya rujuk kepada korban, selanjutnya korban marah kepada pelaku. Mengetahui hal tersebut, sekitar pukul 12.15 WIB pelaku pamit pulang untuk menghindari perselisihan," tambahnya.
"Namun pelaku dipanggil kembali oleh korban dan selanjutnya korban menyerahkan surat keterangan nikah kepada pelaku dengan mengatakan kalimat untuk membawa kembali surat keterangan nikah," tambahnya.
Tak terima diperlakukan seperti itu, tersangka dan korban kemudian terlibat cekcok kembali. Tak hanya itu, tersangka juga sempat mendorong tubuh korban dan dibalas oleh korban.
Akibatnya, tersangka semakin emosi membalas korban. Dan dengan spontan tersangka kemudian mengambil pisau yang ada di dapur dan ditusukan ke bagian perut korban sebanyak 3 kali.
"Setelah korban didorong oleh pelaku, akhirnya korban membalas dengan mendorong pelaku yang akhirnya membuat pelaku semakin emosi dan kemudian pelaku mengambil pisau yang ada di dalam tampah dan langsung mengarahkan pisau tersebut ke arah tubuh korban," tutur Sudamiran.
Seorang perempuan atas nama Mardiana ditemukan bersimbah darah di tangga rumahnya Jalan Petemon Barat No 3, Kamis (28/1) karena dibunuh. Pembunuhnya adalah mantan suami sirinya sendiri.
Paman korban, Heri mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelum peristiwa pembunuhan, antara korban dan pelaku sempat terjadi keributan dan teriakan minta tolong dari korban.