Polisi: Hasil uji laboratorium bakso di Madiun negatif daging tikus
Madiun (ANTARA) - Petugas Kepolisian Resor (Polres) Madiun, Jawa Timur, menyatakan bahwa hasil uji laboratorium Balai Veteriner terhadap sampel bakso diduga mengandung daging tikus milik seorang penjual yang sempat viral di wilayah hukumnya adalah negatif.
"Hasil uji sampel bakso yang dikirim ke laboratorium Balai Veteriner di Boyolali, Jawa Tengah, adalah negatif mengandung daging tikus," ujar Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia jajarannya harus bergerak cepat dalam menyelidiki kasus dugaan bakso mengandung daging tikus tersebut agar tidak membuat masyarakat resah.
"Kasus ini harus segera diselesaikan agar tidak membuat kegaduhan di masyarakat. Selain itu, juga berimbas pada kelancaran usaha pemilik warung bakso," kata dia.
Ruruh menjelaskan sesuai hasil laboratorium, tidak ditemukan adanya kandungan daging tikus ataupun bagian tubuh lain dari hewan pengerat tersebut dalam sampel bakso yang dikirim petugas ke Balai Veteriner.
"Selain negatif daging tikus, sampel yang diteliti di laboratorium juga dinyatakan bebas bahan berbahaya seperti boraks dan formalin," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menguji kandungan sampel bakso, tim peneliti di Balai Veteriner Boyolali juga membandingkan video yang menunjukan potongan mirip kaki tikus yang ditemukan pelanggan pada bakso yang dibelinya dengan struktur kaki tikus yang sebenarnya.
"Hasilnya, terdapat tiga hal perbedaan yang menyimpulkan bahwa potongan itu bukan kaki tikus melainkan bagian dari organ dalam mulut sapi," tutur Ruruh.
Ketiga perbedaan tersebut adalah, pertama, potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat kuku, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli terdapat kuku.
Kedua, potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat telapak kaki, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli ada telapak kaki. Ketiga, pada potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat tulang, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli ada tulangnya.
Dengan keluarnya hasil uji laboratorium dari Balai Veteriner Boyolali tersebut, pihakya meminta masyarakat tidak resah lagi dalam memakan kuliner bakso. Terlebih yang dijual di warung bakso Malaya milik Sugeng Riyadi di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
"Ke depan, jika terdapat kecurigaan bahan baku makanan berbahaya pada kuliner yang dijual umum, hendaknya langsung melapor ke polisi dan bukan diviralkan. Hal itu agar tidak meresahkan masyarakat, tidak merugikan pemilik usaha, dan dapat segera ditindaklanjuti oleh polisi," ujar Ruruh menambahkan.
Seperti diketahui, warga Kabupaten Madiun selama beberapa hari terakhir dihebohkan dengan keberadaan warung berjualan bakso yang diduga mengandung daging tikus hingga membuat resah konsumen.
Warung bakso tersebut adalah milik Sugeng Riyadi di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Dugaan adanya kandungan daging tikus pada bakso yang dijualnya tersebut diketahui setelah dua pelanggan perempuan mengunggah video ke Instagram (IG) dan viral. Video itu menerangkan adanya temuan potongan yang diduga bagian tubuh binatang pengerat itu di dalam bakso.
"Hasil uji sampel bakso yang dikirim ke laboratorium Balai Veteriner di Boyolali, Jawa Tengah, adalah negatif mengandung daging tikus," ujar Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia jajarannya harus bergerak cepat dalam menyelidiki kasus dugaan bakso mengandung daging tikus tersebut agar tidak membuat masyarakat resah.
"Kasus ini harus segera diselesaikan agar tidak membuat kegaduhan di masyarakat. Selain itu, juga berimbas pada kelancaran usaha pemilik warung bakso," kata dia.
Ruruh menjelaskan sesuai hasil laboratorium, tidak ditemukan adanya kandungan daging tikus ataupun bagian tubuh lain dari hewan pengerat tersebut dalam sampel bakso yang dikirim petugas ke Balai Veteriner.
"Selain negatif daging tikus, sampel yang diteliti di laboratorium juga dinyatakan bebas bahan berbahaya seperti boraks dan formalin," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menguji kandungan sampel bakso, tim peneliti di Balai Veteriner Boyolali juga membandingkan video yang menunjukan potongan mirip kaki tikus yang ditemukan pelanggan pada bakso yang dibelinya dengan struktur kaki tikus yang sebenarnya.
"Hasilnya, terdapat tiga hal perbedaan yang menyimpulkan bahwa potongan itu bukan kaki tikus melainkan bagian dari organ dalam mulut sapi," tutur Ruruh.
Ketiga perbedaan tersebut adalah, pertama, potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat kuku, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli terdapat kuku.
Kedua, potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat telapak kaki, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli ada telapak kaki. Ketiga, pada potongan diduga kaki tikus yang ada pada sampel bakso tidak terdapat tulang, sedangkan pada struktur kaki tikus yang asli ada tulangnya.
Dengan keluarnya hasil uji laboratorium dari Balai Veteriner Boyolali tersebut, pihakya meminta masyarakat tidak resah lagi dalam memakan kuliner bakso. Terlebih yang dijual di warung bakso Malaya milik Sugeng Riyadi di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
"Ke depan, jika terdapat kecurigaan bahan baku makanan berbahaya pada kuliner yang dijual umum, hendaknya langsung melapor ke polisi dan bukan diviralkan. Hal itu agar tidak meresahkan masyarakat, tidak merugikan pemilik usaha, dan dapat segera ditindaklanjuti oleh polisi," ujar Ruruh menambahkan.
Seperti diketahui, warga Kabupaten Madiun selama beberapa hari terakhir dihebohkan dengan keberadaan warung berjualan bakso yang diduga mengandung daging tikus hingga membuat resah konsumen.
Warung bakso tersebut adalah milik Sugeng Riyadi di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Dugaan adanya kandungan daging tikus pada bakso yang dijualnya tersebut diketahui setelah dua pelanggan perempuan mengunggah video ke Instagram (IG) dan viral. Video itu menerangkan adanya temuan potongan yang diduga bagian tubuh binatang pengerat itu di dalam bakso.