Durjana Penyebar Hoaks 'Petugas KPPS Tewas Diracun'

Bandung - Banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal selama pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 menyisakan duka yang mendalam. Ironinya, kejadian meninggal 'pejuang demokrasi' ini dijadikan bahan hoaks oleh orang durjana tidak bertanggung jawab.

Seperti kabar meninggalnya Sita Fitriati, petugas KPPS di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat. Dia diisukan meninggal dengan kandungan racun di tubuhnya.

Kabar meninggalnya Sita itu disebarkan oleh pemilik akun Facebook bernama Dody Fajar. Dalam postingannya itu, dia menyampaikan informasi terkait meninggalnya Sita Fitriati, anggota KPPS 32, RW 12, Kelurahan Kebon Jayanti, Kota Bandung.

Kemudian dijelaskan dalam postingannya, sosok perempuan itu mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Selain itu, terdapat keterangan diduga penyebab meninggalnya petugas KPPS tersebut.

"Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun....VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Dalam postingan itu juga turut menampilkan dua foto atau gambar. Yang pertama memperlihatkan gambar dengan tulisan 'Misteri Kematian Petugas KPPS 2019'. Foto ke dua nampak dua perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas meninggal dengan tanda lingkaran di bagian kepala.

Serupa dengan akun Twitter PEJUANG PADI @5thsekali. PEJUANG PADI juga menuliskan keterangan dan mencantumkan foto tersebut.

Kabar itu dibantah langsung oleh keluarga Sita Fitriati. Menurut pihak keluarga, Sita meninggal bukan karena adanya kandungan racun seperti yang dijelaskan dan menjadi viral di media sosial.

Muhammad Rizal, kakak Sita Fitriati menuturkan, adiknya itu meninggal pada Rabu (8/5). Sebelum menghembuskan napas terakhir, Sita sempat menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit.

"Meninggalnya itu kemarin tanggal 8 Mei, sebelum meninggal di rumah sakti (dirawat dulu) tiga hari," kata Rizal, Jumat (10/5).

Dia mengaku terkejut kabar meninggal adiknya itu dijadikan bahan hoaks oleh orang-orang durjana. Apalagi informasi yang disampaikan sungguh menyesatkan.

"Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21, tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32, tapi 33," ucapnya.

Selain itu, menurut Rizal, foto yang ditampikan juga merupakan wajah orang lain. Dia sangat sangat menyayangkan adanya orang-orang yang menyebarkan hoaks semacam itu.

"Saya juga heran, kok berita hoaks kayak gini. Itu sudah ngawur, foto juga salah, latar belakang pendidikan juga bukan," katanya.

Rizal sudah melaporkan masalah ini kepada polisi. "Kemarin malam sudah laporan. Kita pihak keluarga sudah menjelaskan berita itu hoaks," ujar Rizal.

Polisi Selidiki Penyebar Hoaks

Sementara itu, polisi memastikan kabar viral anggota KPPS di Kelurahan Kebonjayanti, Kota Bandung, tewas diracun merupakan informasi bohong. Polisi tengah mengusut penyebar hoaks tersebut.

"Bukan diracun (meninggalnya), hoaks. Makanya sekarang diusut (penyebar hoaks)," kata Kapolsek Kiaracondong Kompol Asep Saepudin, Jumat (10/5/2019).

Asep menuturkan, berdasarkan informasi yang didapat anggota KPPS bernama Sita Fitriati itu menderita sakit TBC.

"Itu TBC sudah lama. Sedang dalam berobat, dia jadi anggota KPPS. Saat tanggal 17 (April 2019) itu dia ngedrop pulang jam 12. Sampai kemarin dirawat terus meninggal dunia," tuturnya.

"Kalau benar (diracun) kita pasti bertindak, justru ini hoaks," ucap Asep menambahkan.