Balada Suami Meninggal Saat Kuburkan Istri di Balikpapan, Tinggalkan 6 Anak
Balikpapan - Tak pernah disangka Mardiana (48), melihat anak dan menantunya meninggal di waktu yang hampir bersamaan. Yaya Hardani (33) meninggal dunia sesaat setelah tak kuasa melihat jasad istrinya, Siti Hardianti (27) terbujur kaku. Keduanya meninggalkan 6 orang anak yang masih kecil, yang kini diasuh Mardiana.
Ditemui di rumahnya di Jalan Mars Mahyudi, Sepinggan, Balikpapan, Mardiana tampak sibuk menyalami tamu-tamu yang datang membawa sumbangan. Mardiana kelihatan lelah, sesekali dia mengusap air mata dan menenangkan cucu-cucunya yang masih kecil.
"Sedih pastilah, namanya ditinggal anak duluan. Ini enam anak-anak yang ditinggalkan Siti. Itu ada yang masih bayi, usianya baru 1 bulan. Semua akan saya rawat," kata perempuan yang akrab disapa Dian itu saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Balikpapan, Selasa (25/2/2020).
Kepergian Siti dan Yaya meninggalkan luka yang dalam bagi Dian. Sebab, setelah Siti meninggal, Yaya juga ikut pergi selama-lamanya. "Mereka berdua itu betul-betul saling mencintai. Mamaknya meninggal, bapaknya juga. Saya dan suami ini harus kuat demi cucu," ujarnya.
Sebelum ini, mereka hidup dengan ekonomi pas-pasan. Siti hanya ibu rumah tangga dan Yaya hanya bekerja sebagai porter di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Bersama enam anaknya, Siti dan Yaya menumpang di rumah Mardiana dan Mustafa. Mustafa sendiri sehari-hari bekerja menjadi tukang ojek.
Diceritakan Dian, Siti meninggal pada Minggu (23/2/2020) sekira pukul 10.00 wita. Kala itu Dian sedang belanja ke pasar, ketika pulang, warga sudah heboh mengangkat jenazah putrinya. "Saya ke pasar, pas pulang ternyata Siti sudah gak ada," sebutnya.
Menurutnya, Siti mengidap penyakit darah tinggi turunan dari sang ayah, Mustafa (52). Setiap hamil dan melahirkan, darah Siti bisa naik sampai angka 200 lebih. "Siti punya darah tinggi. Seiap hamil pasti darah tingginya naik. Darah tingginya turunan dari bapaknya," katanya.
Ketika Siti akan dikuburkan, tiba-tiba suaminya langsung jatuh tersungkur. Yaya merasakan sakit di jantungnya hingga tidak bisa bernapas. Dian kebingungan, dia memutuskan untuk membawa Yaya ke rumah sakit dan meminta suaminya menguburkan jasad Siti.
Setelah pemakaman Siti selesai, Dian langsung menerima kabar dari rumah sakit jika Yaya juga meninggal dunia. "Mereka membuktikan, mereka cinta sehidup semati. Dulu mereka nekat kawin muda, karena cinta mereka itu. Sekarang dua-duanya sudah pergi," ungkapnya.
Masih kental di ingatan Dian, ketika dia melarang Siti menikah muda karena masih sekolah. Namun Siti nekat kabur dari rumah dan pergi bersama Yaya. Dalam pesan yang dia ucapkan, dia mencintai Yaya sampai mati. Tak ada yang mampu memutuskan cinta mereka kecuali ajal.
"Dia buktikan omongannya. Mereka meninggal bersama, tidak sanggup Yaya hidup kalau tidak ada Siti," sebutnya.
Siti dan Yaya meninggalkan enam anak. Masing-masing adalah Ali Mardani (10), Alika aira mardani (8), Alifa alfira mardani (6), Aldo lila mardani (4), Dira naura mardani (2) dan Safayanti bulan mardani 1 bln 7 hari.
Nantinya, keenam anak itu tetap akan diasuh Dian dan Mustafa. Mereka tidak mau memberikan anak-anak pada orang lain, meski hidup mereka serba kekurangan.
"Suamiku cuma tukang ojek, tapi dia tidak mau kasih cucunya ke orang lain. Kami rawat semuanya sendiri. Kami sanggup, karena ini garis dari Allah swt," ujarnya.
Sementara itu, petugas Dinas Sosial, Wenda Primawati, mengatakan, semua surat-surat dan akta keenam anak tersebut akan diurus keluarga. Selanjutnya Dinsos akan memberi jaminan kesehatan serta beasiswa pendidikan. "Semua surat nanti diurus keluarga. Mereka ikut KK nenek. Setelah itu mereka dapat jaminan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah," ujarnya.
Ketua RT setempat, Rita, berharap, pemerintah Kota Balikpapan mau menanggung sekolah dan kesehatan anak-anak yang ditinggalkan Siti dan Yaya. "Pak Wakik Walikota bilang mau sekolahkan mereka. Mudah-mudahan anak-anak ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah," harapnya.
Ditemui di rumahnya di Jalan Mars Mahyudi, Sepinggan, Balikpapan, Mardiana tampak sibuk menyalami tamu-tamu yang datang membawa sumbangan. Mardiana kelihatan lelah, sesekali dia mengusap air mata dan menenangkan cucu-cucunya yang masih kecil.
"Sedih pastilah, namanya ditinggal anak duluan. Ini enam anak-anak yang ditinggalkan Siti. Itu ada yang masih bayi, usianya baru 1 bulan. Semua akan saya rawat," kata perempuan yang akrab disapa Dian itu saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Balikpapan, Selasa (25/2/2020).
Kepergian Siti dan Yaya meninggalkan luka yang dalam bagi Dian. Sebab, setelah Siti meninggal, Yaya juga ikut pergi selama-lamanya. "Mereka berdua itu betul-betul saling mencintai. Mamaknya meninggal, bapaknya juga. Saya dan suami ini harus kuat demi cucu," ujarnya.
Sebelum ini, mereka hidup dengan ekonomi pas-pasan. Siti hanya ibu rumah tangga dan Yaya hanya bekerja sebagai porter di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Bersama enam anaknya, Siti dan Yaya menumpang di rumah Mardiana dan Mustafa. Mustafa sendiri sehari-hari bekerja menjadi tukang ojek.
Diceritakan Dian, Siti meninggal pada Minggu (23/2/2020) sekira pukul 10.00 wita. Kala itu Dian sedang belanja ke pasar, ketika pulang, warga sudah heboh mengangkat jenazah putrinya. "Saya ke pasar, pas pulang ternyata Siti sudah gak ada," sebutnya.
Menurutnya, Siti mengidap penyakit darah tinggi turunan dari sang ayah, Mustafa (52). Setiap hamil dan melahirkan, darah Siti bisa naik sampai angka 200 lebih. "Siti punya darah tinggi. Seiap hamil pasti darah tingginya naik. Darah tingginya turunan dari bapaknya," katanya.
Ketika Siti akan dikuburkan, tiba-tiba suaminya langsung jatuh tersungkur. Yaya merasakan sakit di jantungnya hingga tidak bisa bernapas. Dian kebingungan, dia memutuskan untuk membawa Yaya ke rumah sakit dan meminta suaminya menguburkan jasad Siti.
Setelah pemakaman Siti selesai, Dian langsung menerima kabar dari rumah sakit jika Yaya juga meninggal dunia. "Mereka membuktikan, mereka cinta sehidup semati. Dulu mereka nekat kawin muda, karena cinta mereka itu. Sekarang dua-duanya sudah pergi," ungkapnya.
Masih kental di ingatan Dian, ketika dia melarang Siti menikah muda karena masih sekolah. Namun Siti nekat kabur dari rumah dan pergi bersama Yaya. Dalam pesan yang dia ucapkan, dia mencintai Yaya sampai mati. Tak ada yang mampu memutuskan cinta mereka kecuali ajal.
"Dia buktikan omongannya. Mereka meninggal bersama, tidak sanggup Yaya hidup kalau tidak ada Siti," sebutnya.
Siti dan Yaya meninggalkan enam anak. Masing-masing adalah Ali Mardani (10), Alika aira mardani (8), Alifa alfira mardani (6), Aldo lila mardani (4), Dira naura mardani (2) dan Safayanti bulan mardani 1 bln 7 hari.
Nantinya, keenam anak itu tetap akan diasuh Dian dan Mustafa. Mereka tidak mau memberikan anak-anak pada orang lain, meski hidup mereka serba kekurangan.
"Suamiku cuma tukang ojek, tapi dia tidak mau kasih cucunya ke orang lain. Kami rawat semuanya sendiri. Kami sanggup, karena ini garis dari Allah swt," ujarnya.
Sementara itu, petugas Dinas Sosial, Wenda Primawati, mengatakan, semua surat-surat dan akta keenam anak tersebut akan diurus keluarga. Selanjutnya Dinsos akan memberi jaminan kesehatan serta beasiswa pendidikan. "Semua surat nanti diurus keluarga. Mereka ikut KK nenek. Setelah itu mereka dapat jaminan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah," ujarnya.
Ketua RT setempat, Rita, berharap, pemerintah Kota Balikpapan mau menanggung sekolah dan kesehatan anak-anak yang ditinggalkan Siti dan Yaya. "Pak Wakik Walikota bilang mau sekolahkan mereka. Mudah-mudahan anak-anak ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah," harapnya.