Ada Warkop Esek-esek di Tulungagung, Sekali Kencan Hanya Bayar Rp 50.000
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG – Ada warung kopi (warkop) esek-esek di Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.
Pria hidung belang yang ingin menikmati layanan esek-esek cukup membayar Rp 50.000 untuk sekali kencan.
Polisi telah menangkap pemilik warung bernama Masrinah (58).
Masrinah diduga menjadi muncikari atas dua orang karyawannya yang berinisial Mj (42) dan Spt (51).
Modusnya, Masrinal menyediakan lima bilik di warkop esek-esek miliknya.
Para pengunjung Warkop bisa melakukan transaksi esek-esek dengan Mj atau Spt.
“Tersangka menyediakan fasilitas dan mendapat keuntungan dari transaksi yang dilakukan dua pekerjanya itu,” terang AKBP Eva Guna Pandia, Kapolres Tulungagung kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (17/1/2020).
Menurut EG Pandia, Mj dan Spt memasang tarif Rp 50.000 untuk sekali kencan.
Kemudian Masrinah memungut Rp 10.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan para pekerjanya itu.
MJ dan Spt biasa melayani antara tiga sampai empat orang per hari.
“Kami menangkap tersangka setelah ada aduan dari masyarakat,” ujar EG Pandia.
Saat penggerebekan, dua pekerja warkop ini sedang melayani pria hidung belang.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan Masrinah sebagai tersangka.
Sedangkan dua pekerja itu berstatus sebagai saksi.
Pria hidung belang yang ingin menikmati layanan esek-esek cukup membayar Rp 50.000 untuk sekali kencan.
 |
| ILUSTRASI |
Masrinah diduga menjadi muncikari atas dua orang karyawannya yang berinisial Mj (42) dan Spt (51).
Modusnya, Masrinal menyediakan lima bilik di warkop esek-esek miliknya.
Para pengunjung Warkop bisa melakukan transaksi esek-esek dengan Mj atau Spt.
“Tersangka menyediakan fasilitas dan mendapat keuntungan dari transaksi yang dilakukan dua pekerjanya itu,” terang AKBP Eva Guna Pandia, Kapolres Tulungagung kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (17/1/2020).
Menurut EG Pandia, Mj dan Spt memasang tarif Rp 50.000 untuk sekali kencan.
Kemudian Masrinah memungut Rp 10.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan para pekerjanya itu.
MJ dan Spt biasa melayani antara tiga sampai empat orang per hari.
“Kami menangkap tersangka setelah ada aduan dari masyarakat,” ujar EG Pandia.
Saat penggerebekan, dua pekerja warkop ini sedang melayani pria hidung belang.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan Masrinah sebagai tersangka.
Sedangkan dua pekerja itu berstatus sebagai saksi.