Demi Nafkahi Keluarganya, Pak Setu Rela Merangkak dengan Tangan Sambil Berjualan Balon Sejauh 45 Km

Grid.ID - Belum lama ini kisah seorang penjual balon disabilitas asal Karanganyar, Solo, Pak Setu viral di berbagai media sosial.

Kisah Pak Setu yang merangkak berjualan balon keliling Solo ini mendadak viral lantaran sukses membuat banyak pihak tersentuh dengan perjuangannya menafkahi keluarga.

Meski harus menempuh jarak yang cukup jauh dari rumahnya, Pak Setu tetap gigih berjualan balon keliling Solo tanpa harus merasa terkecilkan dengan keterbatasan kondisi fisik.

Ya, kisah perjuangan Pak Setu si penjual balon ini pertama kali diketahui melalui sebuah akun Instagram dengan username @thoryc.id.

Dalam postingan akun Instagram @thoryc.id pada Minggu (16/6/2019), kisah Pak Setu sebagai penjual balon keliling untuk pertama kalinya diceritakan.

Pak Setu adalah seorang penjual balon mainan keliling asal Gempolan, Jatiyoso, Karanganyar.

Setiap harinya Pak Setu berkeliling Kota Solo untuk menjajakan barang dagangannya dari pagi hingga menjelang malam.

Sekitar jam 9 hingga 10 pagi, Pak Setu biasanya dapat ditemui di sekitar kawasan Notosuman, Solo tengah menjajakan dagangannya.

Sekilas, bagi yang tidak tahu siapa Pak Setu, kisah perjuangannya keliling berjualan balon mencari nafkah demi keluarga memang tidak begitu istimewa.

Namun bila diperhatikan lebih baik, siapapun yang mengetahui kisah Pak Setu pasti akan merasa tersentuh dan terinspirasi dengan perjuangannya dalam mencari nafkah.

Tak seperti kebanyakan orang, Pak Setu dilahirkan dalam kondisi keterbatasan fisik yang membuatnya sulit untuk berjalan.

Tetapi seolah enggan dikerdilkan dengan keterbatasan fisiknya, pria berusia 50 tahun ini tetap berusaha mencari nafkah demi keluarganya meski harus merangkak.

Setiap hari, dengan tumpuan pada tangan dan kedua lututnya, Pak Seto membawa dagangan balon warna-warni di atas punggungnya.

Jarak yang Pak Setu tempuh untuk berdagang pun tak bisa dianggap remeh.

Sekitar 45 Km dari Gempolan, Karanganyar Pak Setu merangkak hingga Kawasan Notosuman, Solo demi mencari rezeki halal.

Tak hanya itu saja, berdasarkan informasi yang Grid.ID dapatkan dari percakapan via chat dengan pemilik akun Instagram @@thoryc.id, Pak Setu biasanya berjualan dari wilayah Notosuman, Sarpon, Coyudan, Nonongan hingga Jayengan.

Terkadang bila menjelang malam dagangannya belum juga habis, Pak Setu memilih beristirahat dan bermalam di Masjid Baluwarti, Solo.



View this post on Instagram

A post shared by Cerita Tentang Solo (@thoryc.id) on
Berdasarkan postingan yang diunggah akun Instagram @thoryc.id, Pak Setu menolak memanfaatkan keterbatasan fisiknya untuk mencari nafkah.

Kendati penghasilannya dalam sehari tidak menentu, Pak Setu tak mau meminta-minta kepada orang lain.

Pak Setu yakin dan percaya bila rezekinya untuk menafkahi kelima anaknya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Hingga apapun yang terjadi, ia menolak untuk menyerah mencari rezeki dengan cara yang halal.

Kisah perjuangan Pak Setu ini rupanya sukses membuat banyak pihak yang mengetahuinya merasa tersentuh dan terinspirasi.

Kisah Pak Setu yang harus merangkak demi menafkahi keluarga ini pun menjadi viral hingga kisahnya tersebut menjadi kampanye penggalangan donasi oleh badan yayasan amal, kitabisa.com.

Tujuan penggalangan dana itu adalah untuk membantu Pak Setu berjualan dengan lebih mudah.

Hingga berita ini ditayangkan, penggalangan donasi untuk Pak Setu masih tetap dibuka dan bisa langsung diakses melalui laman resmi kitabisa.com.