Polisi Tangkap Pria yang Mem-bully Secara Rasis Pria Berkebutuhan Khusus di Jaksel
Jakarta - Polisi bergerak cepat menindaklanjuti adanya tindakan bullying bernada rasis terhadap korban berinisial A (33) oleh seorang pria di Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Saat ini pelaku tersebut telah ditangkap polisi.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono saat dimintai konfirmasi membenarkan soal penangkapan tersebut.
'Iya, nanti sore kita rilis," kata Kombes Budi saat dihubungi detikcom, Senin (24/2/2020).
Budi belum mau menjelaskan detail soal penangkapan pelaku. Budi mengatakan pelaku saat ini sedang diperiksa.
"Masih diperiksa," imbuh Budi.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Bendi Raya, RW 10 RW 8 Tanah Kusir, Kelurahan Kebayoran Lama, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu (23/2/2020) kemarin. Kejadian itu viral di media sosial setelah direkam oleh warga.
"Lu berani lawan gue hah? Siapa yang nyuruh? Mau nguasain Natuna, jawab Cina hah? Ampe masuk TV," bentak pelaku kepada korban seperti dilihat detikcom dari tayangan video viral.
Sementara korban berusaha menghindar. Dia tidak berkata apa-apa dan hanya menggerakkan tangannya seolah-olah meminta pelaku berhenti.
Namun pelaku tak peduli dan terus mengintimidasi korban. Pelaku mencaci maki korban dengan kata-kata rasis bahkan menghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Lu mau minta dimakan, hah? Indonesia harga mati, NKRI harga mati. Natuna ini Indonesia, denger lu China. Salami ama presiden lu, gua tahu bayaran presiden lu, presiden China a****g," bentak pelaku lagi.
Cerita Saksi
"Ya kejadian gitu aja ramai-ramai, dari ujung," kata Ahmad kepada detikcom di lokasi, Senin (24/2/2020).
Korban dan pelaku kemudian berjalan ke arah tempat cuci steam di lokasi. Tidak diketahui apa penyebabnya, pelaku sudah memarahi korban saat itu.
"Iya dia lagi berdua dari arah sana, udah jalan sampai ke situ (TKP). Cuma ngomong-ngomong aja," katanya.
Ahmad mengatakan bahwa korban memang orang berkebutuhan khusus. Sedangkan pelaku diduga stres.
"Iya, gerakannya kaya orang normal kan. Cuma kita nggak tahu stres apa nggak, gitu lho," tuturnya.
Ahmad melanjutkan, pelaku sudah membawa batu saat itu. Namun, pelaku tidak sampai memukul korban.
Beberapa warga di sana juga sempat memisahkan keduanya. Tapi, beberapa warga ketakutan menghadapi pelaku karena membawa batu.
"Ya dipisahin. Mau dipisahin takutnya malah kena, diancem takutnya dilempar batu," sambungnya.
"(Pelaku) memang pegang batu dari sana, mau nimpa itu si baju hitam (korban)," cetusnya.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono saat dimintai konfirmasi membenarkan soal penangkapan tersebut.
'Iya, nanti sore kita rilis," kata Kombes Budi saat dihubungi detikcom, Senin (24/2/2020).
Budi belum mau menjelaskan detail soal penangkapan pelaku. Budi mengatakan pelaku saat ini sedang diperiksa.
"Masih diperiksa," imbuh Budi.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Bendi Raya, RW 10 RW 8 Tanah Kusir, Kelurahan Kebayoran Lama, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Minggu (23/2/2020) kemarin. Kejadian itu viral di media sosial setelah direkam oleh warga.
"Lu berani lawan gue hah? Siapa yang nyuruh? Mau nguasain Natuna, jawab Cina hah? Ampe masuk TV," bentak pelaku kepada korban seperti dilihat detikcom dari tayangan video viral.
Sementara korban berusaha menghindar. Dia tidak berkata apa-apa dan hanya menggerakkan tangannya seolah-olah meminta pelaku berhenti.
Namun pelaku tak peduli dan terus mengintimidasi korban. Pelaku mencaci maki korban dengan kata-kata rasis bahkan menghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Lu mau minta dimakan, hah? Indonesia harga mati, NKRI harga mati. Natuna ini Indonesia, denger lu China. Salami ama presiden lu, gua tahu bayaran presiden lu, presiden China a****g," bentak pelaku lagi.
Cerita Saksi
"Ya kejadian gitu aja ramai-ramai, dari ujung," kata Ahmad kepada detikcom di lokasi, Senin (24/2/2020).
Korban dan pelaku kemudian berjalan ke arah tempat cuci steam di lokasi. Tidak diketahui apa penyebabnya, pelaku sudah memarahi korban saat itu.
"Iya dia lagi berdua dari arah sana, udah jalan sampai ke situ (TKP). Cuma ngomong-ngomong aja," katanya.
Ahmad mengatakan bahwa korban memang orang berkebutuhan khusus. Sedangkan pelaku diduga stres.
"Iya, gerakannya kaya orang normal kan. Cuma kita nggak tahu stres apa nggak, gitu lho," tuturnya.
Ahmad melanjutkan, pelaku sudah membawa batu saat itu. Namun, pelaku tidak sampai memukul korban.
Beberapa warga di sana juga sempat memisahkan keduanya. Tapi, beberapa warga ketakutan menghadapi pelaku karena membawa batu.
"Ya dipisahin. Mau dipisahin takutnya malah kena, diancem takutnya dilempar batu," sambungnya.
"(Pelaku) memang pegang batu dari sana, mau nimpa itu si baju hitam (korban)," cetusnya.