Keren, Warga Banyuwangi Ini Sulap Sampah Popok Bayi Jadi Produk Ekonomis
Banyuwangi - Sampah popok bayi sekali pakai menjadi momok bagi lingkungan. Mitos membakar popok bayi bekas yang menyebabkan penyakit gatal rupanya dipercaya oleh masyarakat.
Akhirnya, mereka langsung saja membuang popok bayi itu ke sungai. Akibatnya, saat hujan deras, popok bayi menyumbat saluran dan mengakibatkan banjir.
Untuk mengurangi sampah popok bayi bekas, Choirul Anwar (40) warga Kelurahan Tamanbaru Banyuwangi, memanfaatkan limbah popok bayi yang biasanya dibuang di sungai disulap menjadi berbagai produk bernilai ekonomis. Seperti bata ringan, paving blok, pot bunga, dan berbagai kreatifitas lainnya.
"Saya lihat di sungai-sungai banyak popok bayi menggunung. Ini sudah jadi momok bagi lingkungan. Sebab, limbah popok bayi baru akan terurai dalam waktu 500 tahun atau 5 kali lipat dari limbah plastik. Awalnya eksperimen pakai popok bayi bekas punya anak saya. Selain paving dan bata ringan, kami juga mencoba membuat asbak rokok, pot bunga dan kerajinan lainnya," ungkap Choirul Anwar kepada detikcom, Senin (3/2/2020).
Anwar mengatakan ada dua manfaat yang bisa diproses jadi kerajinan bernilai ekonomis dari limbah popok bayi bekas. Pertama, kain popok, dan kedua, hidrogel atau gel popok yang berfungsi sebagai penyerap cairan basah. Untuk kain popok digunakan sebagai kerajinan pot bunga. Sedangkan gelnya, bisa dibuat kerajinan seperti, patung, gantungan kunci, dan Gypsum.
Sebelum diproses menjadi berbagai produk, popok bayi bekas direndam terlebih dahulu dengan larutan. Selanjutnya, popok bekas dipotong, dan dikeluarkan gelnya untuk dihaluskan sambil difermentasi dengan dicampur cairan kimia, kemudian dibentuk kerajinan sesuai konsep yang dibuat.
"Yang jelas untuk bata ringan dan paving blok, kami masih belum bisa berinovasi banyak, karena belum ada tes uji kekuatan juga," tambah Anwar.
Berkat inovasi yang dihasilkan, Anwar bersama lima temannya membentuk Komunitas Peduli Lingkungan Taman Baru (Komplit) untuk menampung limbah popok bayi bekas di lingkungannya. Selain untuk kepentingan bahan baku, cara tersebut ternyata sangat ampuh untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Gerakannya mendapat respon positif dari warga dari warga sekitar, dan bahkan masyarakat luar daerah setempat.
"Kiriman popok bekas ini ada yang dari Surabaya, Bandung, Jakarta, Pati-Jawa Tengah. Untuk daerah di Jawa Timur hampir menyeluruh. Tapi popok bekas yang terkirim sudah dikeringkan terlebih dahulu oleh si pengirim dan kemudian dipaketkan ke Banyuwangi," pungkasnya.
Akhirnya, mereka langsung saja membuang popok bayi itu ke sungai. Akibatnya, saat hujan deras, popok bayi menyumbat saluran dan mengakibatkan banjir.
Untuk mengurangi sampah popok bayi bekas, Choirul Anwar (40) warga Kelurahan Tamanbaru Banyuwangi, memanfaatkan limbah popok bayi yang biasanya dibuang di sungai disulap menjadi berbagai produk bernilai ekonomis. Seperti bata ringan, paving blok, pot bunga, dan berbagai kreatifitas lainnya.
"Saya lihat di sungai-sungai banyak popok bayi menggunung. Ini sudah jadi momok bagi lingkungan. Sebab, limbah popok bayi baru akan terurai dalam waktu 500 tahun atau 5 kali lipat dari limbah plastik. Awalnya eksperimen pakai popok bayi bekas punya anak saya. Selain paving dan bata ringan, kami juga mencoba membuat asbak rokok, pot bunga dan kerajinan lainnya," ungkap Choirul Anwar kepada detikcom, Senin (3/2/2020).
Anwar mengatakan ada dua manfaat yang bisa diproses jadi kerajinan bernilai ekonomis dari limbah popok bayi bekas. Pertama, kain popok, dan kedua, hidrogel atau gel popok yang berfungsi sebagai penyerap cairan basah. Untuk kain popok digunakan sebagai kerajinan pot bunga. Sedangkan gelnya, bisa dibuat kerajinan seperti, patung, gantungan kunci, dan Gypsum.
Sebelum diproses menjadi berbagai produk, popok bayi bekas direndam terlebih dahulu dengan larutan. Selanjutnya, popok bekas dipotong, dan dikeluarkan gelnya untuk dihaluskan sambil difermentasi dengan dicampur cairan kimia, kemudian dibentuk kerajinan sesuai konsep yang dibuat.
"Yang jelas untuk bata ringan dan paving blok, kami masih belum bisa berinovasi banyak, karena belum ada tes uji kekuatan juga," tambah Anwar.
Berkat inovasi yang dihasilkan, Anwar bersama lima temannya membentuk Komunitas Peduli Lingkungan Taman Baru (Komplit) untuk menampung limbah popok bayi bekas di lingkungannya. Selain untuk kepentingan bahan baku, cara tersebut ternyata sangat ampuh untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Gerakannya mendapat respon positif dari warga dari warga sekitar, dan bahkan masyarakat luar daerah setempat.
"Kiriman popok bekas ini ada yang dari Surabaya, Bandung, Jakarta, Pati-Jawa Tengah. Untuk daerah di Jawa Timur hampir menyeluruh. Tapi popok bekas yang terkirim sudah dikeringkan terlebih dahulu oleh si pengirim dan kemudian dipaketkan ke Banyuwangi," pungkasnya.